Senin, 23 November 2009

Dari VIKING untuk Bobotoh

Diposting oleh andhiiny di 01.07 0 komentar
Janji Suci Demi Sebuah Kehormatan

untuk VIKERS diseluruh Tanah Air....
JANJI UNTUK SEBUAH KEHORMATAN

Bila cermin sudah tak punya arti, pecahkanlah berkeping-keping, Berkacalah pada riak-riak gelombang, dan sebut satu nama ….VIKING !!

Tak ada kata yang tepat untuk melukiskan kebanggaan kami akan ketulusan serta kerelaan kawan-kawan untuk memasuki ikatan persaudaraan ---VIKING PERSIB CLUB. Melalui ikatan persaudaraanlah kami bisa tetap tetap konsisten menjaga totalitas cinta untuk sang idola – PERSIB “MAUNG” BANDUNG.

Sejak ikrar kami ucapkan 17 Juli 1993, badai tak henti-hentinya menerpa kami, dan secepat itu pula kami bangkit untuk kembali melayari samudra luas bersama “Kejayaan Persib”. Perjuangan untuk menjaga kehormatan PERSIB ternyata membutuhkan pengorbanan yang amat besar, dan itu butuh sesuatu dari kawan-kawan, keberanian adalah salah satunya. Lewat keberanianlah kami tak ragu dan tak akan mundur selangkahpun guna menyingkirkan ancaman dan halangan yang akan meruntuhkan kehormatan PERSIB.

Kawan-kawan pemilik jiwa berani --- VIKING menuntut toleransi dan penyesuaian diri, karena rumah yang akan dan sedang kawan-kawan masuki, dihuni oleh berbagai isi kepala serta kebiasaan. Tentunya semua tak selalu “bersesuaian” dengan kehendak kita, dan terkadang malah bertentangan. Maka itu -- pandai-pandailah membawa diri , karena dengan itu dapatlah kami pastikan kawan-kawan akan nyaman tinggal dirumah yang baru ini bersama kami.

Akhirnya, kami ucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya, karena bersama kami, kawan-kawan akan menunaikan suatu tugas, yaitu mewujudkan sebuah JANJI PERSIB ; dimanapun, kapanpun dan dengan cara apapun. Sebab tugas adalah tugas, dan bukan untuk Sorga atau Neraka, tetapi untuk Kehormatan diri ……. (WS. Rendra dalam salah satu sajaknya).

Dari lubuk hati yang terdalam, kami ucapkan selamat dan penghargaan yang setinggi-tingginya kehadapan kawan-kawan, karena anda kini telah menjadi bagian dari ikatan persaudaraan kami.

Jabat Erat dari Kami,

Keluarga Besar VIKING PERSIB CLUB

V-Alengka [ VIKING Majalengka]

Diposting oleh andhiiny di 01.05 0 komentar
ketua : Babam
penasihat : Pa Udin RW, Pa Nurdin
Sekretaris : M. ito
Bendahara : Hari gawir
korlap I : Ade boyo
korlap II : Nagin



berdiri : 28 september 2005
anggota : 600 orang, kurang lebih.
kontak : 081324145835 (babam)
jl. siliwangi, depan salon kinkin, kadipaten, majalengka.



Selayang pandang Viking Majalengka :

kumpulan viking ini sebetulnya sudah hadir di majalengka lumayan lama sebelum diresmikan, namun pada tahun 2005 mereka baru meresmikan distrik ini dengan acara syukuran bersama. uniknya, distrik ini diresmikan oleh pa heru joko melalui telepon, sang ketua, kang babam, mendengarkan pidato singkat pa heru joko ke anggota lainnya melalui speaker phone yang disambungkan melalui pengeras suara (toa).

Cerita Singkat Romeo dan Juliet {The Jak dan Viking}

Diposting oleh andhiiny di 01.01 0 komentar

film yang berjudul romeo dan juliet kali ini sangat jauh dari kisah romantis ala shakespears. bila biasanya kisah cinta romeo dan juliet terpisahkan oleh permusuhan 2 keluarga yaitu montague dan capulet, kali ini kisah cinta 2 anak manusia ini lebih kompleks, yaitu masalah SEPAK BOLA!!!

dikisahkan Rangga adalah seorang supporter persija sejati, ya… the jak sejati. gak perlu diragukan lagi, semua atribut sampai ucapan pun sanagt kental dengan nuansa persija banget. sementara itu, desi adalah cewek dengan latar belakang keluarga supporter persib tulen. kakak desi sendiri adalah salah satu pimpinan dari the viking, sebutan untuk supporter persib. otomatis desi juga menjadi seorang viking. nah dari dulu sampai sekarang, the jak sama viking gak pernah akur, sebuah masalah klasik tentang supporter di seluruh dunia. kakak desi pernah tewas dalam tawuran antara the jak dn viking, dan ada lagi 2 kakaknya yang tuli dan mukanya codet, juga gara2 tawuran antara the jak dan viking. karena itu kakak desi tertua bencinya mendarah daging dengan the jak.

awal pertemuan rangga dan desi terjadi ketika terjadi tawuran antara the jak dan viking. rangga menyerang bus viking, memecahkan kaca bus, lalu melihat sosok desi. dia terkesima dengan wajahdesi, begitupun juga desi. itu terjadi cukup lama, sampai polisi datang, rangga pun kabur tanpa sempat berkenalan (aneh ya, heheh… .). pertemuan kedua terjadi ketika rangga pergi ke bandung, di suatu distro mereka bertemu lagi. pertemuan yg aneh pun lagi2 terjadi. mereka saling olok, “viking anjing…” “the jak anjing…”. namun tidak terjadi pertengkaran seperti lazimnya pertemuan kedua supporter ini. malahan mereka bertukar telepon. dan akhirnya kisah ini pun dapat ditebak. mereka berpacaran, mereka ditentang, mereka kabur, mereka menikah, dan lagi2 mereka ditentang, dan akhirnya mati… .

Mungkinkah The Jak dan Viking berdamai ?

Diposting oleh andhiiny di 00.31 0 komentar
Menarik sekali membahas pertemuan Persib dan Persija karena dua klub ini merupakan dua klub legendaris dan memiliki sejarah besar sejak zaman Perserikatan dulu. Aroma klasik dan dendam selalu mewarnai pertandingan ini. Mungkin tensi pertandingan ini setara dengan Inter vs Juventus di Serie-A atau Barcelona vs Real Madrid di La Liga.

Berbicara tentang klub, tentu tak lepas dari suporter. Ini yang cukup menarik. The Jak dan Viking sejak dulu selalu berseteru di dalam dan luar lapangan. Teror kepada pemain Persib dan Persija selalu terjadi setiap kedua tim itu bermain di Bandung ataupun Jakarta. Bentrokan antar kedua kubu acapkali terjadi.

Bagaimana awal mula perseturuan kedua kubu itu berasal? Ada beragam versi. Viking menyalahkan The Jak, The Jak menyalahkan Viking.


Hmmm.. apakah hanya Viking musuh The Jak? Setelah saya “berjalan-jalan” di dunia maya ternyata bukan hanya Viking yang membenci The Jak. Bonek, La Viola, Persipura mania, kabomania, bahkan North Jak yang sekota dengan The Jak pun sangat membenci suporter oranye itu.. Mungkin ini salah satu alasan viking membenci The Jak? Bisa dibilang musuh The Jak sahabat viking, sahabta The Jak berarti musuhnya Viking.

Patutkah Kebencian Ini terus ada?

Rasanya memang susah menghapuskan luka dan dendam yang sudah ada. Memang permusuhan itu harus tetap ada tapi hanya sebatas di lapangan. Lihatlah Barcelonista dan Madridista, permusuhan mereka hanya di lapangan atau pun sebatas di website, hanya saling ejek. Tak pernah ada bentrok fisik, suporter bisa datang ke Madrid atau Barcelona. Tak pernah ada bentrokan. Atau lihat antara Milanisti dan Interisti. Saat Milan tak lolos Liga Champions, Interisti sangat puas dan mengejek AC Milan. Saat musim ini Milan tanpa gelar, Interisti membentangkan spanduk Milan Merda (merda= ejekan bahasa Italia) dan juga Zero Tituli (nol gelar) untuk mengejek Milan bukan mengejek Milanisti.

Tapi mereka tetap bisa hidup rukun dalam satu kota. Bahkan saat derby berlangsung jarang sekali ada bentrokan. Kedua suporter bisa menonton dengan tenang. Mengapa begitu? Karena di luar negeri berbeda dengan di sini. Di saana yang dibenci klubnya, kalo di sini yang dibenci suporternya. Interisti membenci AC Milan dan Juventus tapi tidak membenci Milanisti dan Juventini. Bisa diliat di FB pun ada grup anti Juventus dan antiMilan bukan anti Milanisti ataupun anti juventini.

Kalo di kita yang dibenci lebih pada suporternya bukan pada klubnya. Ada grup antiViking, anti Jakmania. Bukan anti Persija atau anti Persib.




Awal Mula PErseteruan The JaK dan Viking

Diposting oleh andhiiny di 00.24 0 komentar

Mungkin anda bertanya2 knapa sih 2 sodara ini bsa ga akur,,?
Saya aka
n sedikit memberi imformasi kepada anda.
setahu saya sih gara2 acara kuis di salah satu stasiun TV, yaitu kuuis siapa berani,, Mungkin anda sudah tau.

Kuis yang menguji wawasan dan kemampuan berpikir. Itu merupakan edisi khusus kuis Siapa Berani, edisi supporter sepak bola. Menghadirkan Viking, the jak, Pasoepati (Solo), Aremania, dan ASI (Asosiasi Suporter Indonesia). Pemenangnya, Viking. Perwakilan Viking berhasil melewati babak bonus dan berhak atas uang tunai 10 juta rupiah.

Namanya juga manusia Rasa iri dari the jak muncul. Malu dikalahkan di kotanya sendiri, ketua the jak saat itu, Ferry Indra Syarif memukul Ali, seorang Viker yang menjadi pemenang kuis. Sungguh perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang ketua. Ketuanya saja begitu, apalagi anak buahnya?

Kejadian itu terjadi di kantin Indosiar, ketika dilangsungkannya acara pemberian hadiah. Kontan keributan sempat terjadi, namun berhasil diatasi.

Kesirikan the jak tak sampai disitu. Mereka menghadang rombongan Viking dalam perjalanan pulang menuju Bandung, tepatnya di pintu tol Tomang. Anak-anak Bandung yang berjumlah 60 orang pulang dengan menggunakan dua mobil Mitsubishi Colt milik Indosiar dan satu mobil Dalmas milik kepolisian. Ketiga mobil ini dihadang sebuah Carry abu-abu. Dua lolos, namun nahas bagi salah satu Mitsubishi Colt yang ditumpangi para anggota Viking. Mobil itu terperangkap gerombolan the jak. Kontan, mobil dirusak, Viking disiksa, dan uang para pendukung pangeran biru itu pun dijarah. Termasuk handphone dan dompet mereka.

Tercatat
sembilan anggota Viking mengalami luka-luka. Tiga diantaranya terluka parah. Namun sayang, pihak kepolisian lamban dalam menyelesaikan kasus ini. Termasuk dalam menangkap the jak yang merampok dan menganiaya anggota Viking Persib Club.

Hingga saat ini perseteruan kedua kelompok supporter itu masih terus berlanjut. Viking, yang bersahabat karib dengan klub penggemar sepak bola lainnya ( Bonek, Sakera, Blue Devil, The Lobster, Persikmania, Kampak FC,dll. ) tidak akan pernah berbesar kepala. Viking akan menjaga persahabatan itu sampai kapanpun. Persija pun iri dan ingin menggoyahkan persahabatan ini. Tapi Persija tidak berhasil. Sampai kapanpun kita akan satu...olisian lamban dalam menyelesaikan kasus ini. Termasuk dalam menangkap the jak yang merampok dan menganiaya anggota Viking Persib Club.

Semenjak terjadi permusuhan dengan the Jakmania, apalagi setelah kejadian Indosiar, Viking berkembang pesat menjadi suporter yang dominan di Bandung. Mereka terus menebarkan kebencian ke the Jak dengan mengeluarkan kaos2 dan lagu2 yang bersifat menghujat the Jak. Reaksi anggota the Jakmania juga heboh. Mereka rame2 bikin kaos yang balas menghujat viking. Tapi tulisan yang pantas berada di kaos suporter Persib hanyalah PERSIB dan VIKING. Dan tulisan yang pantas di kaos suporter Persija hanyalah PERSIJA dan THE JAKMANIA.

Rabu, 18 November 2009

SKUAD PERSIB

Diposting oleh andhiiny di 02.20 0 komentar


No. Name Born Nationality Position





18. Kosin Hathairattanakool March 23, 1982 Thailand Goalkeeper
20. Cecep Supriatna November 6, 1975 Indonesian Goalkeeper
1. Dedi Heryanto November 25, 1988 Indonesian Goalkeeper
5. Maman Abdurachman May 12, 1982 Indonesian Defender
30. Nova Arianto November 4, 1978 Indonesian Defender

Dhian Fachrudin September 11, 1983 Indonesian Defender
2. Edi Hafid Murtadho March 21, 1983 Indonesian Defender
4. Wildansyah January 3, 1987 Indonesian Defender
26. Aji Nurpijal May 26, 1981 Indonesian Defender
17. Christain Rene Martinez May 16, 1977 Paraguayan Defender
77. Chandra Yusuf Augustus 27, 1986 Indonesian Defender
24. Hariono October 2, 1985 Indonesian Midfielder
27. Cucu Hidayat August 20, 1983 Indonesian Midfielder
16. Munadi January 25, 1989 Indonesian Midfielder
3. Irwan Wijasmara June 11, 1987 Indonesian Midfielder
8. Eka Ramdani June 18, 1984 Indonesian Midfielder
7. Atep June 5, 1985 Indonesian Midfielder

Suchao Nunchum May 17, 1983 Thailand Midfielder
10. Hilton Moreira February 27, 1981 Brazilian Midfielder
12. Gilang Angga Kusuma September 13, 1980 Indonesian Midfielder
13. Budi Sudarsono September 19, 1979 Indonesian Striker
9. Airlangga November 22, 1985 Indonesian Striker
99. Christian Gonzalez August 30, 1976 Uruguayan Striker

Senin, 16 November 2009

Jadwal Pertandingan Persib

Diposting oleh andhiiny di 17.46 0 komentar
  1. Sabtu, 21 November 2009 19.00 WIB Persib vs Pelita Jaya
  2. Selasa, 24 November 2009 15.30 WIB Persib vs Persitara
  3. Minggu, 29 ovember 2009 19.00 WIB Persipura vs Persib
  4. Minggu, 6 Desember 2009 19.00 WIB Persib vs Persela
  5. Rabu, 9 Desember 2009 15.30 WIB Persib vs Persijap
  6. Sabtu, 12 Desember 2009 19.00 WIB Sriwijaya vs Persib
  7. Sabtu, 19 Desenber 2009 19.00 WIB Arema vs Persib
  8. Sabtu, 9 Januari 2010 19.00 WIB Persib vs Persija
  9. Selasa, 12 Januari 2010 15.30 WIB Persib vs PSPS
  10. Selasa, 19 Januari 2010 15.30 WIB Persisam vs Persib
  11. Sabtu, 23 Januari 2010 19.00 WIB Persib vs Persebaya
  12. Selasa, 26 Januari 2010 15.30 WIB Persib vs Persik

Rabu, 11 November 2009

Sejarah Terbentuknya VIKING PERSIB Club

Diposting oleh andhiiny di 23.53 0 komentar



Melihat rangkaian sejarah perjalanan Viking Persib Club, maka para Vikers (anggotanya) akan selalu bercermin pada perjalanan Persib Bandung dalam mengarungi Samudra kompetisi sepakbola Indonesia, baik pada saat Kompetisi Perserikatan maupun pada saat Liga Indonesia. Berawal dari perjalanan prestasi “Sang Maung Bandung” yang begitu membanggakan dan menggetarkan dunia persepakbolaan Indonesia, khususnya pada dekade 1985 hingga dekade 1995, dimana Persib mampu memberikan suatu kebanggaan kepada para pencintanya, dengan tampil lima kali berturut-turut pada partai final Piala Presiden (Perserikatan kala itu), dan tiga kali diantaranya Persib berhasil tampil sebagai “Kampioen”, yang kemudian berlanjut dengan merebut gelar “Juara” untuk pertama kalinya pada kompetisi format baru, yaitu Liga Indonesia. “Totalitas” yang telah diberikan oleh Persib kepada para pencintanya, kemudian dijawab kembali dengan “Totalitas” oleh sekelompok Pendukung Fanatik Persib yang kala itu sering menempati Tribun Selatan Stadion Siliwangi. Tercetuslah ide untuk membentuk sebuah kelompok Bobotoh demi melestarikan dan menjaga kebesaran nama Persib, disamping untuk menyatukan aspirasi serta kesamaan rasa cinta kepada “Sang Idola” Persib Bandung.

Melalui beberapa kali pertemuan yang cukup alot dan memakan waktu, akhirnya terbentuklah sebuah kesepakatan bersama. Tepatnya pada Tanggal 17 Juli 1993, disebuah rumah dibahu jalan Kancra no. 34, diikrarkanlah sebuah kelompok Bobotoh dengan nama ….. VIKING PERSIB CLUB. Adapun pelopor dari pendiriannya antara lain ; Ayi Beutik, Heru Joko, Dodi “Pesa” Rokhdian, Hendra Bule, dan Aris Primat dengan dihadiri oleh beberapa Pioner Viking Persib Club lainnya, yang hingga kini masih tetap aktif dalam kepengurusan Viking Persib Club.

Nama VIKING diambil dari nama sebuah suku bangsa yang mendiami kawasan skandinavia di Eropa Utara. Suku bangsa tersebut dikenal dengan sifat yang keras, berani, gigih, solid, patriotis, berjiwa penakluk, pantang menyerah, serta senang menjelajah. Karakter dan semangat itulah yang mendasari “Pengadopsian” nama VIKING kedalam nama kelompok yang telah dibentuk.

Secara demonstratif, Viking Persib Club pertama kali mulai menunjukan eksistensinya pada Liga Indonesia I -- tahun 1993, yang digemborkan sebagai kompetisi semi professional pertama di Tanah Air kita. Slogan “PERSIB SANG PENAKLUK” begitu dominan terlihat pada salah satu atribut yang dipakai anggotanya.

Perjalanan waktu, kebersamaan, hubungan pertemanan, serta kesamaan rasa cinta yang telah terbina, pada akhirnya telah menjadikan Viking Persib Club sanggup bertahan hingga saat ini, bahkan semakin berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah nusantara.


Idealisme Viking Persib Club

Viking Persib Club adalah sebuah kelompok bukanlah organisasi atau fans club dengan segala aturan-aturan formal yang mengikatnya. Setiap anggota atau Vikers adalah bagian dari sebuah “Keluarga”, …. Dan layaknya sebuah Keluarga, keberagaman sifat dan tingkah laku yang berada didalamnya adalah merupakan sesuatu hal yang lumrah, dan Viking akan selalu berusaha untuk mengakomodir keberagaman tersebut.

Kelompok Suporter dapat dikatakan sebagai kelompok sosial, karena didalamnya terdapat sekumpulan individu yang berinteraksi secara bersama-sama serta memiliki kesadaran keanggotaan yang didasarkan oleh kehendak dan prilaku yang disepakati. Seperti kebanyakan kelompok-kelompok Bobotoh lainnya yang turut terlahir sama seperti halnya Viking Persib Club, yaitu secara Grass Root (dari arus bawah), maka Viking Persib Club memiliki cara atau cirri khas dalam menyikapi setiap permasalahan anggotanya. Hubungan pertemanan dan kekeluargaan yang tulus, erat tanpa pamrih serta rasa persaudaraan yang tinggi menjadi modal yang kuat bagi VIKING untuk terus eksis selama beberapa dekade.

Keanggotaan Viking Persib Club yang semakin besar, jelas menuntut sebuah tanggung jawab serta pengaturan yang sedemikian rupa secara professional, agar dapat lebih terukur dari segi pendataan, keuangan, rutinitas maupun manajerial, yang tentu saja membawa dampak tanggung jawab yang sangat besar bagi kepengurusan Viking Persib Club. Namun tentu saja semua formalitas tersebut tidak akan menghilangkan warna, ciri khas serta karakter Viking Persib Club. “Viking tetaplah Viking! Dia harus bercirikan kedekatan yang tulus antar anggotanya dan berkarakter sebagai sebuah keluarga ataupun geng”Viking Persib Club murni lahir secara independen berdasarkan inisiatif dari para Bobotoh dari golongan grass root. Dalam pandangan Viking, supporter tidak hanya berperan sebagai “tukang sorak” saat menyaksikan dan mendukung kesebelasan kesayangannya, tetapi peran supporter harus lebih dari itu! Dia harus menjadi pembangkit semangat saat tim kesayangannya jatuh bangun menunaikan tugasnya dilapangan. Supporter juga harus menjadi kekuatan tambahan bagi para pemain dilapangan, …… intinya, supporter harus menjadi pemain ke-12! Dan VIKING ingin menjadi pemain ke-12 bagi PERSIB.Pada saat ini, …… ketika sepakbola sudah menjadi industri, Peranan Bobotoh buat PERSIB pun menjadi berkembang tidak hanya sebagai objek pelengkap saja. Bobotoh seharusnya menjadi bagian dari prestasi dan keberhasilan yang dicapai oleh PERSIB. Berangkat dari sana, ….. Viking Persib Club pun mulai mengembangkan sayapnya dalam berbagai bentuk aktualisasi diri, mulai dari peningkatan pengkoordiniran massa dengan dibentuknya “distrik” di berbagai wilayah pada kantung-kantung Bobotoh, Penjualan Merchandise, pembuatan album kompilasi Persib, hingga tour organizer yang menyelenggarakan pemberangkatan rombongan Bobotoh ketika mendukung PERSIB apabila bermain tandang.



Kepemimpinan & Kepengurusan Viking Persib Club

Sejak awal berdirinya hingga saat ini, ….. Viking Persib Club tersusun atas :

-Ketua Umum : Heru Joko

-Panglima : Ayi Beutik {Pertanyaan yang muncul, ……. Mengapa harus ada figur panglima? Jawabannya singkat saja, karena Bobotoh terikat secara emosional, dan mereka mengikatkan diri kepada PERSIB dan juga kepada sesama pendukung Persib. Kata Panglima disini adalah sosok “Ibu” dalam keluarga, pengasuh bagi anak-anaknya, sosok yang memimpin serta melindungi para anggota apabila terjadi sesuatu dilapangan. Sedangkan jabatan Ketua Umum yang disandang Heru Joko, adalah sebagai figure kharismatik yang memiliki fungsi politis keluar organisasi atau kelompok lain}

-Sekretaris Umum : Yoedi Baduy {ia mengelola dan mengkoordinir segala bentuk kegiatan secara administratif. Bisa dikatakan ketiganya adalah pemimpin atau leader Viking Persib Club, yang tentu saja ditopang oleh pentolan-pentolan Viking Persib Club yang lainnya, seperti ; Yana Ewok, Asep “Ucok”, Yana Bool (Mr. Y), Dadan Gareng, Boseng, Odoy, Pesa dan Hendra Bule.}

Dan yang tak kalah pentingnya lagi, …… kontribusi Distrik-distrik Viking Persib Club yang saat ini sudah tersebar diberbagai wilayah , seolah menjadi elemen penting lainnya bagi pendobrak berkembangnya Viking Persib Club dewasa ini.

“Berjuanglah Pangeran biruku dengan segenap Kekuatanmu, Karena disaat bersamaan, Jiwa, Hati dan Raga Kami terpatri mengiringi Langkahmu seiring dengan kerinduan Kami terhadap sebuah PRESTASI”.






Senin, 09 November 2009

Sejarah PERSIB Bandung

Diposting oleh andhiiny di 18.09 0 komentar




About Persib

Persib Bandung adalah Klub Sepakbola kebanggaan warga Jawa Barat yang telah meraih banyak prestasi di tingkat nasional baik sebagai Juara Perserikatan maupun sebagai Juara Liga Indonesia. Klub yang berjuluk maung bandung ini mempunyai supporter fanatik (bobotoh persib) yang sangat banyak dan tersebar di seluruh pelosok tanah air bahkan sampai manca negara.


Sejarah

Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.

Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.

Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.

BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.

Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.

Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken (VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “kelas dua”. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan di pinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan di pusat kota, UNI dan SIDOLIG.

Persib memenangkan “perang dingin” dan menjadi perkumpulan sepakbola satu-satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNI dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO (sempat berganti menjadi PSBS sebagai suatu strategi) kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG (kini Stadion Persib), dan Lapangan SPARTA (kini Stadion Siliwangi). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.

Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga di seluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.

Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.

Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar di berbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit-prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.

Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda (NICA) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.

Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950-an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah-pindah sekretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R. Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.

Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.

Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso pada menit ke-76.

Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.

Sebagai tim yang dikenal tangguh, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Adjat Sudradjat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nuralim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.




Prestasi

Salah satu catatan unik dari tim ini adalah ketika menjuarai kompetisi sepakbola Perserikatan yang untuk terakhir kalinya diadakan, yaitu pada tahun 1993/1994. Dalam pertandingan final, Persib yang ditulang-punggungi oleh pemain-pemain seperti Sutiono Lamso dan Robby Darwis mengalahkan PSM Ujung Pandang. Kompetisi sepakbola Galatama dan tim-tim Perserikatan di Indonesia kemudian dilebur menjadi Liga Indonesia (LI). Pada laga kompetisi LI pertama tahun 1994/1995, Persib kembali menorehkan catatan sebagai juara setelah dalam pertandingan final mengalahkan Petrokimia Putra Gresik dimana gol tunggal pada pertandingan tersebut dicetak oleh Sutiono. Persib juga merupakan satu satunya klub Indonesia yang berhasil mencapai babak semi final Piala Champions Asia.

Kompetisi Perserikatan

* 1933 Runner-up (masih bernama BIVB Bandung)
* 1934 Runner-up (masih bernama BIVB Bandung)
* 1936 Runner-up
* 1937 Juara
* 1950 Runner-up
* 1959 Runner-up
* 1961 Juara
* 1966 Runner-up
* 1982/83 Runner-up
* 1984/85 Runner-up
* 1986 Juara
* 1990 Juara
* 1994 Juara

Liga Indonesia

* 1994/1995 Juara
* 2005 Peringkat 5
* 2006 Peringkat 12
* 2007 Peringkat 5
* 2008 SUPER LIGA

Pemain Legenda

* Adjat Sudradjat
* Robby Darwis
* Sutiono Lamso
* Yusuf Bachtiar
* Yaris Riyadi
* Yadi Mulyadi
* Adeng Hudaya
* Sobur
* Yudi Guntara
* Dede Iskandara
* Djajang Nurjaman

Pelatih Legendaris

* Indra Tohir
* Nandar Iskandar




 

Je m'appelle andhiny Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez